Proses Morfofonemik (Morfonologi atau Morfofonologi) dan Bentuk-bentuknya

Salam Nektarity. Sebelumnya pernah kita bahas tentang apa itu Morfologi atau Morfem dan juga tentang Morfologis dan macam-macam prosesnya. Nah untuk melengkapi atau melanjutkan pembahasan itu, kali ini kita akan bahas tentang Morfofonemik atau sering disebut Morfonologi. Setiap ilmu, apapun itu, pasti memiliki manfaat bagi hidup manusia. Begitu juga ilmu linguistik, akan membawa manfaat dalam hubungan dengan bahasa. Bahasa adalah sistem, dan bahasa adalah lambang; dan kini, bahasa adalah bunyi.

Tatanan linguistik dalam ilmu linguistik umum dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Tatanan linguistik ( 1 ) : Fonologi
2. Tatanan linguistik ( 2 ) : Morfologi
3. Tatanan linguistik ( 3 ) : Sintaksis
4. Tatanan linguistik ( 4 ) : Semantik

Morfologi kata merupakan satuan terbesar dalam tatanan linguistik( satuan terkecilnya ialah Morfem). Dalam sejarah studi linguistik istilah frase banyak digunakan sebagai satuan sintaksis yang satu tingkat berada dibawah satuan klausa atau satu tingkat berada diatas satuan kata. Bukan hanya itu dalam tataran linguistik juga terdapat relasi makna. Yang dimaksud dengan relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainnya. Satuan bahasa disini dapat berupa kata, frase, maupun kalimat dan relasi semantik itu dapat menyatakan kesamaan makna, pertengahan makna, ketercakupan makna, kegandaan makna atau juga kelebihan makna.

Morfofonemik mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain (Ramlan, 1983: 73). Pada kegiatan belajar pertama ini, Anda akan mempelajari proses perubahan fonem, yaitu proses yang terjadi akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya. Fonem /N/ pada kedua morfem itu berubah menjadi /m, n, ň, η/ sehingga morfem meN- berubah menjadi mem-, men-, meny-, dan meng-, serta peN- berubah menjadi pem-, pen-, peny-, dan peng-.

Sebelumnya, anda bisa membaca tentang :

Pengertian Morfofonemik

Morfofonemik (disebut juga morfonologi atau morfofonologi) adalah kajian mengenai terjadinya perubahan bunyi atau perubahan fonem sebagai akibat dari adanya proses morfologi, baik proses afiksasi, proses reduplikasi, maupun proses komposisi.

Proses Morfofonemik (Morfonologi atau Morfofonologi) dan Bentuk-bentuknya

 

Proses Morfofonemik

Morfofonemik sebagai proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem awal kata yang bersangkutan (Arifin, 2007:8). Ramlan (2001:83) membagi perubahan fonem dalam proses morfofonemik ini dalam tiga wujud, yaitu proses perubahan fonem, proses penambahan fonem, dan proses hilangnya fonem. Morfofonemik merupakan kata serapan dari bahasa Inggris morphophonemics atau sering juga disebut morphonemics atau ada yang menamakan morfofonologi. (Heatherington dalam Tarigan, 1988). Morfofonemik atau dapat disebut juga dengan morfofonologi  adalah subunit yang menghubungkan morfologi dan fonologi dan merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu morphophonemics, dimana morfofonemik berasal dari kata morfem dan fonem. Kajian morfofonemik ialah mengenai peristiwa perubahan fonem akibat proses morfologis atau ketika morfem bertemu dengan morfem lain baik afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi.

Pengertian Morfofonemik

Proses Morfofonemik

Proses morfofonemik adalah suatu proses perubahan wujud fonem dalam suatu morfem disebabkan adanya pertemuan suatu morfem dengan morfem lain yaitu pertemuan realisasi morfem dasar (morfem) dengan realisasi afiks (morfem). Sedangkan Menurut Lubis dkk.(1986: 10), proses morfofonemik merupakan suatu proses berubahnya suatu bentuk morfem akibat dari adanya penggabungan morfem-morfem. Proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena pertemuan morfem dengan morfem. Proses morfofonemik dalam Bahasa Indonesia hanya terjadi dalam pertemuan realisasi morfem dasar (morfem) dengan realisasi afiks (morfem), baik prefiks, sufiks, infiks, maupun konfiks.


Menurut Ramlan (2001: 83) bahwa dalam bahasa Indonesia sedikitnya terdapat tiga proses morfofonemik. Ketiga tersebut antara lain.

  • Proses perubahan fonem
  • Proses penambahan fonem
  • Proses hilangnya fonem

 

Menurut Tarigan (1995: 27), berbicara tentang proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia, maka terdapat tiga hal yang penting. Tiga hal tersebut antara lain.

  • Proses perubahan fonem
  • Proses penambahan fonem
  • Proses penanggalan fonem


Menurut Mulyono (2013: 87-90), dalam bidang afiksasi bahasa Indonesia ada empat macam gejala proses morfofonemik, yakni:

  • Penambahan fonem
  • Penggantian dan peluluhan fonem
  • Perubahan fonem
  • Pergeseran fonem

 

Menurut Kridalaksana (2007: 183-184), perubahan-perubahan fonem yang terjadi akibat pertemuan morfem itu dapat digolongkan dalam sepuluh proses, yakni :

  • Pemunculan fonem
  • Pengekalan fonem
  • Pemunculan dan pengekalan fonem
  • Pergeseran fonem
  • Perubahan dan pergeseran fonem
  • Pelesapan fonem
  • Peluluhan fonem

Jadi perubahan fonem dalam proses morfofonemik yang digolongkan oleh beberapa ahli diantaranya ialah perubahan fonem, peluluhan atau penggantian fonem, penambahan fonem atau pemunculan fonem, pergeseran fonem, dan penghilangan atau pelesapan atau penanggalan fonem

Untuk mengetahui proses morfofonemik yang terjadi, perlu diungkap peristiwa morfofonemik sebanyak-banyaknya. Dari peristiwa tersebut dapat dikelompokkan jenis morfofonemik berdasarkan kesamaan prosesnya. Simpulan tersebut kemudian dapat dijadikan kaidah pembentukan kata turunan yang benar. Jangan sampai menimbulkan kesalahan sampai pada tataran makna. Jika terjadi kesalahan pada tataran makna, hal itu akan mengganggu komunikasi yang berlangsung. Jika terjadi gangguan pada kegiatan komunikasi, maka hilang fungsi utama bahasa sebagai alat komunikasi.

Morfonologi atau Morfofonologi

Berikut akan dibicarakan beberapa jenis perubahan fonem dan bentuk-bentuk morfofonemik pada beberapa proses morfologi.

1. Jenis Perubahan

Dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis perubahan fonem berkenaan dengan proses morfologi ini. Diantaranya adalah proses :

  • Pemunculan fonem, yakni munculnya fonem (bunyi) dalam proses morfologi yang pada mulanya tidak ada. Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefix me- pada dasar baca akan memunculkan bunyi sengau [m] yang semula tidak ada.
  • Pelepasan fonem, yakni hilangnya fonem dalam suatu proses morfologi. Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefix ber- dilesapkan. Juga, dalam proses pengimbuhan “akhiran” wan pada dasar sejarah, maka fonem /h/ pada dasar sejarah itu dilesapkan. Contoh lain, dalam proses pengimbuhan “akhiran” –nda pada dasar anak, maka fonem /k/ pada dasar itu menjadi lesap atau dihilangkan.
  • Peluluhan fonem, yakni luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan dengan fonem lain dalam suatu proses morfologi. Umpamanya, dalam pengimbuhan prefiks me- pada dasar sikat, maka fonem /s/ pada kata sikat itu diluluhkan dan disenyawakan dengan fonem nasal /ny/ yang ada pada prefiks me- itu. Juga terjadi pada proses pengimbuhan prefiks pe.
  • Perubahan fonem, yakni berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi, sebagai akibat terjadinya proses morfologi. Umpamanya, dalam pengimbuhan prefiks ber- pada dasar ajar terjadi perubahan bunyi, dimana fonem /r/ berubah menjadi fonem /l/.
  • Pergeseran fonem, yaitu berubahnya posisi sebuah fonem dari satu suku kata ke dalam suku kata yang lainnya. Umpamanya, dalam pengimbuhan sufiks –I pada dasar lompat, terjadi pergeserab dimana fonem /t/ yang semula berada pada suku kata ­pat menjadi berada pada suku kata ti.

Demikian juga dalam pengimbuhan sufiks –an pada dasar jawab. Disini fonem /b/ yang semula berada pada suku kata wab berpindah menjadi berada pada suku kata ban.


2. Morfofonemik dalam Pembentukan Kata Bahasa Indonesia

Morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa Indonesia terutama terjadi dalam proses afiksasi. Dalam proses reduplikasi dan komposisi hamper tidak ada. Dalam proses afiksasi pun terutama, hanya dalam prefiksasi ber-, prefiksasi me-, prefiksasi pe-, prefiksasi per-, konfeksasi pe-an, konfeksasi per-an, dan sufiksasi –an.


a) Prefikasi ber-
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan prefiks ber- berupa : pelepasan fonem /r/ pada prefiks ber- itu, perubahan fonem /r/ pada prefiks ber- itu menjadi fonem /l/, dan pengekalan fonem /r/ yang terdapat prefiks ber itu.

  • Pelepasan fonem /r/ pada prefiks ber- itu terjadi apabila bentuk dasar yang diimbuhi mulai dengan fonem /r/, atau suku pertama bentuk dasarnya berbunyi [er].
  • Perubahan fonem /r/ pada prefiks ber- menjadi fonem /l/ terjadi bila bentuk dasarnya akar ajar, tidak ada contoh lain.
  • Pengekalan fonem /r/ pada prefiks ber- tahap /r/ terjadi apabila bentuk dasarnya bukan yang ada pada (1) dan (2) di atas.

b)  Prefiksasi me- (termasuk klofiks me-kan dan me-i)
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan dengan prefiks me- dapat berupa pengekalan fonem, penambahan fonem, dan peluluhan fonem.

  • Pengekalan fonem disini artinya tidak ada fonem yang berubah, tidak ada yang dilepaskan dan tidak ada yang ditambahkan. Hal ini terjadi apabila bentuk dasarnya diawali dengan konsonan /r, l, w, m, n, ng, dan ny/.
  • Penambahan fonem, yakni penambahan fonem nasal /m, n, ng, dan nge/. Penambahan  fonem nasal /m/ terjadi apabila bentuk dasarnya dimulai dengan konsonan /b/ dan /f/. umpamanya.
    Me + baca       à             membaca
    Penambahan fonem nasal /n/ terjadi apabila bentuk dasarnya dimulai dengan konsonan /d/. umpamanya.
    Me + dengar     à           mendengar
    Penambahan fonem nasal /ng/ terjadi apabila bentuk dasarnya dimulai dengan konsonan /g, h, kh, a, l, u, e, dan o/. Contoh :
    Me + goda        à           menggoda
    Penambahan fonem nasal /nge/ terjadi apabila bentuk dasarnya hanya terdiri dari sati kata. Misalnya:
    Me + cat        à              mengecat
  • Peluluhan fonem terjadi apabila prefiks me- diimbuhkan pada bentuk dasar yang dimulai dengan konsonan bersuara /s, k, p, dan r/. dalam hal ini konsonan /s/ diluluhkan dengan nasal /ny/, konsonan /k/ diluluhkan dengan nasal /ng/. konsonan /p/ diluluhkan dengan nasal /m/, dan konsonan /t/ diluluhkan dengan nasal /n/. Misalnya:
  • Me + dengar       à         mendengar

c) Prefiksasi pe- dan konfiksasi pe-an 

Morfofonemik dalam proses pengimbuhan dengan prefiks pe- dan konfiks pe-an sama dengan morfofonemik yang terjadi dalam proses pengimbuhan dengan me-, yaitu pengekalan fonem, penambahan fonem dan peluluhan fonem.

  • Pengekalan fonem, artinya tidak ada perubahan fonem, dapat terjadi apabila bentuk dasarnya diawali dengan konsonan /r, l, y, m, n, ng, dan ny/.
  • Penambahan fonem, yakni penambahan fonem nasal /m, n, ng, dan nge/ antara prefiks dan bentuk dasar. Penambahan fonem nasal /m/ terjadi apabila bentuk dasarnya diawali oleh konsonan /b/.
  • Penambahan fonem nasal /n/ terjadi apabila bentuk dasarnya diawali oleh konsona /d/.
  • Penambahan fonem nasal /ng/ terjadi apabila bentuk dasarnya diawali dengan konsonan /g, h, kh, a, l, u, e, dan o/.
  • Penambahan fonem nasal /nge/ terjadi apabila bentuk dasarnya berupa bentuk dasar satu suku.
  • Peluluhan fonem, apabila prefiks pe- (atau pe-an) diimbuhkan pada bentuk dasar yang diawali dengan konsonan bersuara /s, k, p, dan t/. Dalam hal ini konsonan /s/ diluluhkan dengan nasal /ny/, konsonan /k/ diluluhkan dengan nasal /ng/, konsonan /p/ nasal /n/. Perifikasi per- dan konfiksasi per-an

Morfofonemik dalam pengimbuhan prefiks per- dan konfiks per-an dapat berupa pelepasan fonem /r/ pada prefiks per- itu, perubahan fonem /r/ dari prefiks per-an itu menjadi fonem /l/, dan pengekalan fonem /r/ tetap /r/.

  • Pelepasan fonem /r/ terjadi apabila bentuk daasrnya dimulai dengan fonem /r/ atau suku pertamanya /er/.
  • Perubahan fonem /r/ menjadi /l/ terjadi apabila bentuk dasarnya berubah kata ajar.
  • Pengekalan finem /r/ terjadi apabia bentuk dasarnya bukan yang disebabkan pada a dan b di atas.

d) Sufiksasi –an
Morfofonemik dalam pengimbuhan sufiks ­–an dapat berupa permunculan fonem dan pergeseran fonem.

  • Pemunculan fonem, ada tiga macam fonem yang dimunculkan dalam pengimbuhan ini, yaitu fonem /w/, fonem /y/, dan fonem glottal /?/. Pemunculan fonem /w/ dapat terjadi apabila sufiks –an
  • Pergeseran fonem, terjadi apabila sufiks –an itu diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhiran dengan sebuah konsonan. Dalam pergeseran ini, konsonan tersebut bergeser membentuk suku kata baru dengan sufuk –an tersebut.

e) Prefiksasi ter-
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan dengan prefiks ter- dapat berupa pelepasan fonem /r/ dari prefiks ter- itu, perubahan fonem /r/ dari prfiks ter- itu menjadi fonem /l/, dan pengekalan fonem /r/ itu.

  • Pelepasan fonem dapat terjadi apabila prefiks ter- itu diimbuhkan pada bentuk dasar yang dimulai dengan konsonan /r/.
  • Perubahan fonem /r/ pada prefiks ter- menjadi fonem /l/ terjadi apabila prefiks ter- itu diimbuhkan pada bentuk dasar anjur.
  • Pengekalan fonem /r/ pada prefiks ter- tetap menjadi /r/ apabila prefiks ter- itu diimbuhkan pada bentuk dasar yang bukan disebutkan pada a dan b diatas. 

 

 


0 komentar:

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.