Seikat Puisi Memperingati Sumpah Pemuda Dari Pemuda Indonesia

Komunitas Penulis - Menurut kamu, yang benar itu Sumpah Pemuda, Soempah Pemoeda, atau Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoeda Indonesia? Whatever lah, itu nggak penting... yang penting ketika globalisasi merajalela, tak sadar, kita menyerahkan sesuatu milik kita dan kembali mengalami penjajahan dengan gaya yang berbeda, dan Sumpah Pemuda diperlakukan tak ubahnya sebagai simbol semata, akankah kita tetap menganggapnya sebagai simbol belaka atau jika di peringati tak lebih dari seremonial tanpa mendalami arti?

Mari perhatikan:

Sumpah Pemuda

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Nah, sebagai bentuk kepedulian pemuda indonesia, kami mencoba berkarya memperingati Sumpah Pemuda dengan membuat puisi tentang sumpah pemuda. Berikut beberapa karya Tema Sumpah Pemuda dari kami, Nektarity

Memperingati Sumpah Pemuda

Puisi Memperingati Sumpah Pemuda


Menularkan Bahasa


Oleh: Sandza

/1/
Di sela deru hingar klakson saling berlarian
Kulihat sebulir bening rintik di pelupuk Pertiwi
Menyaksikan alunan nada-nada bahasa kita digadaikan
Ditukar dengan rangkaian aksara berpenghujung "s"
Cis... Cis... Cis...,
Kosakata itu yang kerap menggedor daun telinga
Padahal, hamparan rambut dan biji mata mereka pekat
Sama denganku yang mempersembahkan tangis pertama di pangkuanmu, Pertiwi

/2/
Ah, Pertiwi...
Akan kuseka genang kesedihan yang meluap di kolam kalbumu
Dengan menularkan diksi-diksi dalam seperangkat cerita tentang pahlawan negeri
Kepada raut-raut paras polos calon pengabdimu
Walau lidah mereka lebih lentur mengurai "no" daripada "tidak"

-


RUMAHKU
Oleh: Menning Alamsyah


dindingnya terbuat dari tembok korupsi
lantainya terbuat dari keramik kolusi
pintunya terbuat dari kayu nepotisme

nasi yang kumakan berlauk kesewenangan
baju yang kupakai berkain ketidakadilan
kasur yang kutiduri berselimut keserakahan

aku mual
aku gatal
aku tak nyaman

aku ingin pindah rumah
tapi ternyata sama
karena kutinggal di tanah indonesia
tanah yang kucinta
namun kini tak berdaya
di tangan para durjana

Puisi ini untuk tanah airku tercinta
 
-

Darah Perjuangan
oleh: Ferry Riawan


Tertindas di dalam kejam negara
tanah airku
Republik indonesia
dicaci maki oleh bangsa penjajah

Indonesia tak berdarah dusta
bermanis di wajah
di belakang menyiksa jiwa

darah perjuangan
untuk manusia berparas kejam
semena-mena merusak negara

darah perjuangan
dilupakan dan dihempas oleh para pemuda
pejuang Indonesia bersemangat
maju terus hingga titik darah penghabisan

-

Zaman Edanisasi di Era Globalisasi
Oleh: Ratna Dewi Sartika


Negeri ini negeri impian..
Yang haus akan keadilan..

Ah.. aku bosan melihat wajah ibu pertiwi
Ratusan tikus got berdasi menampakkan diri
Mereka kerap muncul di televisi
Berita-berita berat membuatku muak
Ingin aku memasang ranjau
Di atas kursi emas yang mereka dustai

Zaman ini zaman edan
Prilaku mereka seperti jin dan setan
Peran-peran mereka begitu cantik
Membuat hatiku makin tergelitik

Zaman edanisasi di era globalisasi
Menjadi tren tikus berdasi masa kini
Mereka selalu lolos dari jeratan kucing bersenjata api
Yang kerap menyambangi

Oh.. alangkah lucunya negeri ini
Rakyat tertawa melihat kasus mafia yang tak kunjung usai
Penegak keadilan tergoda pada kecantikan kantong tikus berdasi
Ajaib! Lembaran kertas seketika membutakan mata hati

Oh tuhan..
Racun itu mendarah daging
Akan kah racun itu keluar dari tubuh mereka?

nafas kehidupan negara ini begitu sesak
penuh dengan polusi kemunafikan
mari kita tanam pohon-pohon kejujuran
pada setiap tugas yang akan di emban

Negri ini negri impian..
Yang haus akan keadilan..

-

Hilangnya Pemudaku
Oleh: Kartika Ariefianthy A Putri

Kemanakah pemudaku kini
Ia ada tapi tidak terasa
Dimanakah pemudaku kini
Ia ada tapi tidak nyata

Adakah kau ingat dengan sumpah yang kami buat
Adakah kau tahu makna di dalamnya
Adakah kau ingat dengan isinya

Hai ... para pemuda
Kemanakah bahasamu
Dimanakah bahasa yang dulu ingin kau pelajari
Apakah kau telah lupa
Perjuangan kami untuk mendapatkannya

Kau lantang membacakannya
Tapi kau lupa setelah itu
Aku bersedih dengan sikapmu
Kau seolah seperti orang kehilangan arah
Padahal aku telah menuntunmu

Wahai ... pemuda
Ingatlah kelak akan generasi penerusmu
Mereka akan bertanya
Dimanakah bahasa kakek nenek moyangku
Yang entah kau mampu jelaskan atau tidak

-


Pejuang Muda
Oleh: Supriyadi Dwi


Engkau memecah debu kolonial
Seperti matahari memecah cahaya
Engkau hadiah langit
Menjadi embun dalam asa
Meregang, mengubah
Tergelincir dan meluncur
Seperti mutiara halus
Berkilauan bersama senapan
Berdenyut-denyut api perjuangan
Seperti tunas, bertekad untuk mekar

Cahaya kemilauan
Seperti matahari di musim hujan
Mengusir kegelapan
Bangun harapan dan impian
Hingga bintang menemukan jalan pulang
Sungai menuju lautan

Seperti air mancur tujuh warna
Seperti kupu-kupu pada bunga
cinta tanpa pamrih
Bergelombang-gelombang harapan
menuju fajar mimpi
merdeka abadi

Cahaya surgawi menyapa
Bersinar di ujung samudera
Keheningan tawa
Menggelegar, berbusa, dan lepas
Merdeka…Merdeka…Merdeka..!!

Dunia dibanjiri cahaya rembulan
Pelangi tersenyum bahagia
Matahari bersorak ria
Bebas meluncur seperti burung,
Berhembus sebebas angin

Engkau tak sendirian
Mimpimu terpatri
Kami melangkah tanpa terhuyung-huyung
Namun aku bertanya
Mengapa engkau sering dilupakan?
Matahari akan terbit lagi
Seribu sayap untuk terbang
Menjelajahi Indonesia

-
 _ (Dibaca Underscore)


Oleh: O Lihin

Darah dibanjirkan
Demi bahasa diaminkan
Yang lalu dilupakan
Darah dibanjirkan
Demi bahasa diaminkan
Yang lalu dilupakan

-

Ibuku Malang
Oleh: Wahyuni Sii Yhunyun

Darah tak lagi merah
Tulang tak lagi putih
Kini kau terluka Ibu
Wajahmu dilumuri duka
Bahasamu mengaung tanpa makna
Kau sakit Ibu
Senyummu tak semanis dulu
Hanya lukis kesedihan yang ada di sana
dan
Ujung badikku tak mampu mengukir bahagia untuk masa depanmu
dan
Losariku tak sanggup meniupkan angin kesejukan untuk tidur panjangmu
Kau benar-benar dirundung sedih
Ibuku malang

dan ternyata
Aku yang memberi racun pada gelas anggur kesayanganmu
Hingga kematian semakin dekat menjemputmu

-

Baca juga Puisi Tentang Kemerdekaan

Demikian beberapa Puisi Tentang Hari Sumpah Pemuda yang kami himpun di Hari Sumpah Pemuda. Semoga apa yang kami ukir bisa menjadi motivasi dan inspirasi kami untuk menjadi lebih baik, dan harapan kami untuk semua generasi penerus bangsa. Salam.



2 komentar:

Unknown mengatakan...

saya ambil salah satu buat film dokumenter sumpah pemuda besok y gan
terima kasih :)

Tri Widya Yulandari mengatakan...

Di jadikan referensi buat bikin tugas.. makasih banyak yaa..

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.