Metode Dasar dan Aspek-aspek Berpidato

Masih tentang linguistik, ilmu berpidato sangat erat kaitannya dengan retorika. Cara Berpidato yang Baik ataupun cara menyusun naskah pidato yang baik tentu ada dasar ilmunya. Berpidato atau berbicara di depan umum merupakan sebuah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Baik itu dalam dunia akademis, profesional, maupun sosial, kemampuan berpidato yang baik dan efektif dapat membantu kita meraih kesuksesan dalam berbagai bidang. 

Bagaimana teori berpidato, mulai dari aspek, teknik dasar, menyusun materi pidato, hingga persiapan sebelum berpidato dan etikanya dalam berpidato. Untuk itu kita akan bahas melalui bab per bab dengan seksama.

Teknik Dasar dan Aspek-aspek Berpidato

Pengertian Pidato

Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain(audiens) dengan cara lisan. Berpidato ada hubungannya dengan retorika,  yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti: tujuan dan isi pidato, persiapan, teknik dan etika dalam berpidato.


Tujuan Pidato

Diantara tujuan dari pidato, yaitu:

  • informatif, bertujuan memberikan laporan/ pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk pendengar;
  • persuasif and instruktif, berisi tentang usaha untuk mendorong,  meyakinkan dan mengajak audiens untuk melakukan sesuatu hal;
  • edukatif, berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan, misalnya tentang pentingnya hidup sehat, ber-KB, hidup rukun antar umat bergama dan lain-lain;
  • menghibur, bertujuan memberikan penyegaran kepada audiens yang sifatnya lebih santai.


Teknik Metode Pidato

  • Metode Naskah, yaitu pidato yang digunakan untuk pidato resmi dan dibacakan secara langsung.  Cara demikian dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan, karena setiap kata yang diucapkan dalam situasi resmi, akan disebarluaskan dan dijadikan figur oleh masyarakat dan dikutip oleh media masa;
  • Metode menghafal, yaitu naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya bukan untuk dibaca melainkan untuk dihafal;
  • Metode Spontanitas, yaitu metode pidato yang tidak dilakukanpersiapan/pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu. Biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang yang akan tampil secara mendadak:
  • Metode Penjabaran Kerangka. Teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara lengkap adalah teknik yang sangat dianjurkan dalam berpidato. Maksud dari terpola yang materi akan disampaikan harus disiapkan garis-garis besar isinya dengan menuliskan hal-hal yang dianggap paling penting untuk disampaikan.


cara menyusun pidato yang baik


Cara Menyusun Naskah Pidato

Biasanya materi pidato, baik yang menggunakan naskah maupun tanpa naskah memiliki empat bagian, yaitu :

  • Pendahuluan, yang berfungsi untuk mengantar ke arah pokok persoalan yang akan dibahas dan sebagai upaya menyiapkan mental audiens. Pada bagian ini yang terpenting kita berusaha membangkitkan dan mengarahkan perhatian audiens pada pokok permasalahan yang akan dibicarakan; 
  • Isi. Pada bagian ini pokok pembahasan ditampilkan dengan terlebih dahulu mengemukakan latar belakang permasalahannya. Pokok pembicaraan dikemukakan sedemikian rupa sehingga tampak jelas kaitannya dengan kepentingan para audience. 
  • Pembahasan. Bagian ini merupakan kesatuan, yang berisi alasan-alasan yang mendukung hal-hal yang dikemukakan pada bagian isi. Pada bagian isi ini biasanya berisi berbagai hal tentang penjelasan, alasan-alasan, bukti-bukti yang mendukung, ilustrasi, angka-angka dan perbandingan, kontras-kontras, bagan-bagan, model, dan humor yang relevan;
  • Kesimpulan. Ini adalah bagian akhir dari sebuah pidato, yang merupakan kesimpulan dari keseluruhan uraian sebelumnya.


Persiapan Sebelum Pidato

Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum berpidato antara lain:

  • Menentukan tujuan pidato;
  • Memilih pokok persoalan;
  • Mengetahui dan menganalisa audiens dan suasananya;
  • Mengumpulkan materi pidato;
  • Menyusun kerangka materi pidato;
  • Melakukan latihan Pidato;
  • Menghilangkan perasaan “grogi” panggung yaitu dengan cara memfokuskan pikiran pada diri sendiri alias percaya diri, menganggap audiens tidak tahu tentang apa yang kita bicarakan, memperdalam materi dengan baik, mempersiapkan konsep pidato beberapa hari sebelumnya, membaca berulang-ulang materi pidato, mempersiapkan diri beberapa jam sebelum tampil dan jangan tergesa-gesa, serta istirahat yang cukup. Terakhir sudah tentu adalah dengan berdoa.


Susunan Pidato

Pembukaan. Pembukaan pidato merupakan bagian penting dan meainkan peranan bagi pembicara, karena bagian ini dapat memeberikan kesan pertama bagi para audiens.  Ada beberapa cara yang dapat digunakan seorang pembicara untuk membuka pidatonya: 

  • dengan memperkenalkan diri; atau
  • membuka pidato dengan humor; atau 
  • membuka pidato dengan pendahuluan secara umum.


Inti Pidato. Setelah selesai melakukan pembukaan dengan salah satu cara di atas, maka langsung dilanjutkan dengan menyajikan pokok permasalahannya.

Penutup Pidato bisa dilakukan dengan: 

  • membuat kesimpulan;  atau
  • menyatakan kembali prinsip-prinsip yang terkandung dalam pidato; atau 
  • menceritakan cerita singkat yang menarik; atau
  • mengutip kata-kata mutiara, ungkapan, atau beberapa bait pantun;  atau
  • mengajak atau menghimbau dan mengemukakan sebuah pujian buat para pendengar.


Etika Dalam Berpidato

  • Mengenakan pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan, rapi, bersih dan sopan;
  • Tampil dengan bersahaja, sopan dan rendah hati;
  • Menyisipkan beberapa humor segar dalam pidato;
  • Gunakan kata-kata yang sopan, halus, dan sederhana;
  • Sebagai kata penutup jangan lupa mengucapkan maaf bila terdapat tutur kata yang kurang berkenan dan lain-lain.
  • Menghilangkan rasa rendah diri utamanya bila berhadapan dgn pejabat atau para tokoh;
  • Jangan tampil seolah-olah menggurui, sikap lebih tahu dan lain-lain;
  • Jangan terlalu memberikan penghormatan yang berlebihan pada audience.
  • Mengatur dan memperhatikan waktu bicara.
  • Membuka dan mengakhiri pembicaraan dengan salam.


Kemampuan berbicara di muka umum (pidato) sangat banyak manfaatnya, di antaranya membantu para pemuka agama dalam mendakwahkan agamanya. Dengan keahliannya yang memukau seorang pemuka agama dapat menerangkan agamanya dengan jelas dan mudah mengajak jamaah untuk meningkatkan iman dan takwa.

Demikian pula bagi anggota dan pengurus organisasi, kemampuan pidato sangat menunjang keberhasilan dalam berorganisasi. Karena dengan kemampuan berbicara di muka umum yang baik seorang aktivis organisasi dapat menjelaskan gagasannya, mengajukan usul, bertanya dan menyampaikan pendapat secara jelas serta memudahkannya dalam memimpin, memberi motivasi, melakukan koordinasi dan lain sebagainya.


0 komentar:

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.