Banyak yang tanya mengenai Gurindam dan Syair. Sebelumnya kita akan membahas sekilas mengenai apa itu Gurindam dan apa itu Syair. Dalam artikel ini, kita akan sama-sama memahami arti teks puisi rakyat, bentuk gurindam, syair, ciri, struktur, kaidah kebahasaan, lengkap dengan contohnya. Puisi rakyat adalah warisan bangsa yang berupa pantun, gurindam, syair yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 166)
Gurindam dan Syair
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah Gurindam sendiri diambil dari bahasa India, yaitu Kirindam artinya mula-mula/perumpamaan. Gurindam digunakan sebagai syarat nilai agama dan moral, sehingga dulu sangat penting dan dijadikan sebagai warisan budaya kehidupan. Tetapi setelah berkembang mulai digantikan dengan jenis gurindam (puisi lama Melayu) yang penting sebagai warisan budaya.
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)
Ciri ciri Gurindam
- Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
- Berasal dari Tamil (India)
- Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
- Merupakan 1 kesatuan yang utuh.
- Baris 1 berisi soal, masalah, atau perjanjian.
- Baris 2 berisi jawaban, akibat dari masalah, atau perjanjian pada baris pertama.
- Isi gurindam berupa nasehat, filosofi hidup, atau kata mutiara.
Berasal dari Arab
Gurindam 1
Ini gurindam pasal yang pertama
Barang siapa memegang cinta
Sekali-kali tiada boleh dihilangkan rasa
Barang siapa menmberi cinta yang tepat
Maka ia itulah orang yang bemanfaat
Barang siapa mengenal resah
Seringkali berdiam dan berlaku lelah
Barang siapa mengenal hati
Maka telah mengenal diri
Barang siapa mengenal pria
Tahulah ia akan terpedaya
Barang siapa mengenal kata bergumang
Tahulah ia membawa sayang
Gurindam II
Ini gurindam pasal yang kedua
Barang siapa mengenal tersebut
Tahulah ia makna secara dekat
Barang siapa meninggalkan seseorang
Seperti sayap patah saat terbang
Barang siapa meninggalkan dusta
Tentulah ia menyempurnakan kata
Gurindam III
Ini gurindam pasal yang ketiga:
Apabila terpelihara buku
Sedikitlah makna-makna
Apabila terpelihara kuping
Kabar pengetahuan datang
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Bersungguh-sungguh engkau menggapai ilmu
Daripada segala manfaat didapat untukmu
Apabila ilmu membuat sombong
Keluarlah tidak dapat ilmu maha agung
Apapun fikirannya hendaklah ingat
Disitulah banyak orang lupa memberi manfaat
Hendaklah peliharakan literasi
Daripada berbicara tanpa arti
Gurindam IV
Ini gurindam pasal yang keempat:
Hari kebangkitan datang sudah
Jikalau berkumpul amal ditimbanglah
Apabila hati sudah terkunci
Datanglah daripadanya beberapa ingkar janji
Memuji dan mengumpat hendaklah berfikir
Disanalah banyak manusia tergelincir
Pekerjaan amarah janganlah diwarisi
Nanti naik darah terulang lagi
Jika sedikitpun berbuat senonoh
Boleh dikatakan tidak bermoral seperti lumuran nanah
Tanda orang yang amat durhaka
Ibunya saja dilawan sejadi-jadinya
Bohong janganlah diberi singgah
Itupun penipu jadi sangat gagah
Barang siapa sudah kaya
Janganlah pelit mebantu orang berkarya
Barang siapa perilakunya menolong
Mukanya itu umpama bersinar dalam lorong
Dimana tahu diri
Jika tidak dirinya bercemrin bawah laci
Gurindam V
Jika hendak mengenal jodoh
Lihatlah kepada dirimu atas budi dan tingkah
Jika hendak mengenal jodoh kematian
Seumpamakan dirimu dinanti oleh kematian
Jika hendak mengenal orang jatuh cinta
Lihatlah kepada kelakuannya
Jika hendak mengenal orang intelek
Berdiskusi dan mencari tahu selalu dalam dialek
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Didalam berfikir dan diamnya adalah akhlak yang kekal
Jika hendak mengenal orang yang perhatian
Lihat pada ketika senang dan kesusahan
Gurindam VI
Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan Tuhan
Yang boleh dijadikan pemnyembahan dan tempat curahan
Cahari olehmu akan misteri
Yang boleh dijadikan pencarian jati diri sejati
Cahari olehmu akan buku
Yang boleh dijadikan pengisi waktu
Caharilah olehmu akan belahan jiwa
Yang boleh dijadikan kasihmu selamanya
Caharilah olehmu bintang di langit
Yang boleh dijadikan gantungkan citamu di langit
Gurindam VII
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
Apabila banyak berbicara
Disitulah tongkosong nyaring bunyinya
Apabila terlalu memuja
Itulah tanda hampir gila
Apabila kita kurang sigap
Itulah tanda waktu telah lenyap
Apabilah masalah tidak diatasi
Jika masalah banyak membuat sakit hati
Apabila banyak bergosip
Itulah tandanya penyakit hati terlalu lengkap
Apabila orang banyak berdiam
Susah bertanya bagai masuk gelapnya malam
Apabila tiada kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Apabila mendengar keambiguan
Membicarakannya itu hendaklah kebingungan
Apabila lakunya yang lemah-lembut
Lekaskalah orang mengikut
Apabila perilaku yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila peratuan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.
Gurindam VIII
Ini gurindam pasal yang kedelapan:
Barang siapa dusta akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya meberi info palsu di media maya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka bersilat lidah dengan kawanya,
daripada yang lain dapat banyak lawanya.
Daripada rendah diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan perintah,
setengah daripada mengaku kuasa dalam gegabah .
Ketidak relaan diri sembunyikan,
kesetiaan diri dipancarkan.
Kedendaman akan orang jangan dibuka,
kesungguhan diri hendaklah sangka.
Gurindam IX
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
Tahu cinta bertepuk sebelah tangan
Tetapi tetap mencintainya
Bukanya menusia mementingkan nafsu
Kejahatan ajian pelet dukunpun berkata
Itulah iblis yang punya penggawa
Kepada segala adam hawa
Disana syaitan berbisik manja
Kebanyakan pemuda pemudi
Disitulah syaitan menumpang jiwa
Perkumpulan hati penuh shudzon
Disana syaitan memberi jamuan kegalauan
Adapun orang tua menahan nafsu hasrat
Syaitan tak suka melekat
Jika orang muda kuat pada Quran
Disitulah syaitan ketakutan.
Gurindam X
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
Dengan mata hendaklah dijaga
Supaya tidak dapat dosa kecil dari zina
Dengan perkataan hendak berhati-hati
Supaya doa dari perkataan buruk tidak terjadi
Dengan jari jemari hendaklah berdzikir
Supaya memberi saksi dengan baik dan benar
Dengan kaki hendaklah ke masjid saat datang waktu sholat
Supaya jarak surga semakin dekat
Dengan berwudhu hendaklah tertib membasuh
Supaya wajah sampai kaki diakhirat memancarkan cahaya cerah
Gurindam XI
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendak dihargai
Kepada sesama harus hormati
Hendak diberi penjelasan
Beri komunikasi yang diinginkan
Hendak dipercaya
Buanglah obralan kata
Hendak mencuri hati
Dahulukan senyum memberi arti
Hendak dibodohi
Janganlah akal sehat berhenti
Hendak ditemani
Menulislah puisi
Gurindam XII
Ini gurindam pasal yang kedua belas:
Cinderela dengan ibu tiri
Seperti luka dari mawar berduri
Betul hati hormat kepada ibu tirinya
Tanda ketulusan kerja
Hukuman didapat atas kebaikannya
Tanda ibu tiri berpilih kasih
Lekas kasih kepada sesama makhluk
Tanda berjiwa dermawan atas dirimu
Hormat akan waktu
Tanda bersyukur
Indahnya sepatunya saat berlari
Itulah asal untuk mencapai tujuan hati
Cinta Tuhan begitu nyata
Kepada hati yang sabar akan ketentuannya.
Syair berasal dari Persia yang dibawa bersamaan dengan masuknya Islam. Syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang artinya perasaan yang menyadari, kemudian berkembang menjadi syi’ru yang artinya puisi dalam pengetahuan umum. Tapi setelah mengalami perubahan syair menjadi puisi lama khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair Arab
Ciri-ciri Syair
- Tiap bait terdiri dari 4 baris.
- Tiap bait terdiri dari 8-14 suku kata.
- Bersajak a-a-a-a.
- Semua baris adalah isi. Tidak ada sampiran
- Bahasanya berupa kiasan.
- Berasal dari Arab
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
Contoh Syair
1. Syair Roman
Seumpama kata-kata dalam ketikan
Seumpama kenangan bacaan novel roman picisan
Itulah hati ku tercetak padamu di dalam perasaan
Inilah bacaan gerak-gerikku mengharapkan balasan
2. Syair Agama
Jika bumi tanpa batasan langit yang ada
Jadilah terbang fikranku akan, Tuhan yang ada?
Jika yang sudah beriman teguhlah dalam dada
Jadikan imanmu untuk kesudahan langit dunia
3. Syair Kiasan
Aku hanya sebebas burung
Terbang menuju langit ketujuh dalam bingung
Ketentuan arah sayapku menatap kasih sayang
Aku jatuh lalu terbang
Lalu ku terluka akan sakit kau memilih pergi ke kayang
Dalam semu bermuram durja patah sayapku patah melayang
Namun wajahmu terpatri dalam bayang
Yang kuharap tak terulang
Kisah pilu sepasang burung
4. Syair Sejarah
Mataram mencekam
Daya magis terasa pada tiap malam
Mataram merekam
Kisah raja dengan permasuri dalam kelam
Dan biarlah cerita sejarah itu merekam
Memori indonesia pada Mataram
5. Syair Pandji
Roro roro roro jongrang yang cantik
Datang sedikit melihatku dengan molek
Lengak lenggoknya menarik kasih kelak
Demikian mengenai Gurindam dan Syair beserta Contohnya. Semoga bisa menjadi referensi untuk anda.
0 komentar:
Posting Komentar