Perbedaan TOKOH dengan PENOKOHAN

Perbedaan Tokoh dan Penokohan - Dalam setiap Karya Fiksi, kita mengenal adanya Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.

Unsur-unsur Intrinsik yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai sebuah karya sastra, unsur-unsur yang secara factual dapat dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinstik dalam karya sastra, khususnya fiksi, meliputi tokoh dan penokohan, alur (plot), gaya bahasa, sudut pandang, latar(setting), tema, dan amanat.

  Perbedaan TOKOH dengan PENOKOHAN

Perbedaan TOKOH dengan PENOKOHAN


Nah, dari unsur-unsur tadi, apa yang menyebabkan berbeda antara TOKOH dengan PENOKOHAN? mari kita uraikan satu persatu.

TOKOH


Yang dimaksud dengan tokoh adalah

Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa- peristiwa atau lakukan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.

Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu Tokoh sentral dan Tokoh bawahan.

Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.

Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
  • a. Tokoh sentral protagonis. Tokoh sentral protagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai pisitif.
  • b. Tokoh sentral antagonis. Tokoh sentral antagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.

Tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral.

Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu

  • a. Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercataan tokoh sentral (protagonis atau antagonis).
  • b. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.
  • c.Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.

Berdasarkan cara menampikan perwatakannya, tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • a. Tokoh datar/sederhana/pipih. Yaitu tokoh yang diungkapkan atau disoroti dari satu segi watak saja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali berubah, atau bahkan tidak berubah sama sekali (misalnya tokoh kartun, kancil, film animasi).
  • b. Tokoh bulat/komplek/bundar. Yaitu tokoh yang seluruh segi wataknya diungkapkan. Tokoh ini sangat dinamis, banyak mengalami perubahan watak.

*) uraian diambil dari http://penulisfiksi.blogdetik.com 


Baca Juga Jenis-Jenis Penokohan Dalam Karya Fiksi

PENOKOHAN


Yang dimaksud penokohan adalah 

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada beberapa metode penyajian watak tokoh, yaitu:

a. Metode analitis/langsung/diskursif. Yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.

b. Metode dramatik/taklangsung/ragaan. Yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.

c. Metode kontekstual. Yaitu penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa yang dipakai pengarang.


Ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu:
  • a. Melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya, terutama abagaimana ia bersikap dalam situasi kritis.
  • b. Melalui ucapan-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
  • c.Melalui penggambaran fisik tokoh.
  • d. Melalui pikiran-pikirannya
  • e.Melalui penerangan langsung.

*) uraian diambil dari http://penulisfiksi.blogdetik.com

Tokoh dan latar memang merupakan dua unsur cerita rekaan yang erat berhubungan dan saling mendukung.

Nah demikian Perbedaan antara TOKOH dengan PENOKOHAN.

 Salam Nektarity

Daftar Pustaka:
http://penulisfiksi.blogdetik.com
Rohanda W.S, Model Penelitian Sastra Interdisiplin, Adabi Press: Bandung; 2005

Jakob Sumardjo & Saini K.M. Apresiasi Kesusastraan, PT Gramedia: Jakarta 1988

1 komentar:

Jago Nulis mengatakan...

sangat bermamfaat.

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.